NILAH.COM, Jakarta - Prihatin dengan
maraknya korupsi di kalangan pejabat dan penyelenggara negara membuat
Fahma Waluya Rosmansya (14) menciptakan aplikasi permainan bertema
antikorupsi.
"Saya ingin membantu pemberantasan korupsi melalui game. Game ini dimainkan di iPad," ujar Fahma yang mengenakan seragam batik sekolahnya di gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/2/2012).
Fahma mendapat kesempatan khusus untuk mempraktekan sekaligus menjelaskan kreasinya di depan Ketua KPK, Abraham Samad dan wartawan dalam sebuah keterangan pers. Dia mengaku penciptaan karyanya terinspirasi oleh tayangan berita di televisi tentang proses penahanan dan pemeriksaan tersangka korupsi di kantor KPK.
"Nama game-nya Raid The Mice. Saya suka melihat berita-berita, banyak yang keluar dari mobil, difoto, diperiksa. Orang-orang itu bisa dibilang sebagai koruptor," ujar pelajar SMP 2 Bandung, Jawa Barat itu.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Fahma untuk menciptakan permainan itu. Hanya satu bulan yang merupakan masa liburan panjang sekolahnya, Fahma membuat permainan yang terdiri dari tokoh robot dan tikus. Dengan percaya diri dia menjelaskan, tikus adalah untuk menggambarkan koruptor. Tikus yang dikenal masyarakat sebagai hama menurutnya harus diberantas. Sedangkan robot digambarkan Fahma adalah tokoh pemberantas korupsi dengan menembakan bola tenis kepada tikur-tikus.
"Jadi robotnya harus menembak tikus-tikus gendut itu. Jadi menembak-nembak koruptor," kisah Fahma.
Fahma yang belajar membuat aplikasi komputer di Sekolah Komputer Cinta Indonesia itu mengatakan permainan karyanya itu masih belum sempurna. "Saya tolong KPK untuk dilihat langsung. Saya masih dalam tahap belajar, harus dikembangkan lagi. Jadi harus dapat kritikan lagi," kata Fahma.
Sejumlah hal yang dinilai masih kurang dari aplikasi permainan ciptaannya adalah belum sempurnanya efek menembak dan efek mati. "Game-nya belum sempurna. Masih dalam tahap penyelesaian sebelum di-launch ke Application Store Apple," kata Fahma.
Selain membuat game yang mengedukasi untuk anti perilaku korupsi, Fahma juga ingin mengangkat budaya Indonesia melalui latar suara aplikasi permainan buatannya dengan menggunakan instrumen angklung.
"Saya ingin mengangkat budaya Indonesia. Angklung milik kita. Kita jaga dengan game ini," kata Fahma.[bay]
"Saya ingin membantu pemberantasan korupsi melalui game. Game ini dimainkan di iPad," ujar Fahma yang mengenakan seragam batik sekolahnya di gedung KPK, Jakarta, Jumat (3/2/2012).
Fahma mendapat kesempatan khusus untuk mempraktekan sekaligus menjelaskan kreasinya di depan Ketua KPK, Abraham Samad dan wartawan dalam sebuah keterangan pers. Dia mengaku penciptaan karyanya terinspirasi oleh tayangan berita di televisi tentang proses penahanan dan pemeriksaan tersangka korupsi di kantor KPK.
"Nama game-nya Raid The Mice. Saya suka melihat berita-berita, banyak yang keluar dari mobil, difoto, diperiksa. Orang-orang itu bisa dibilang sebagai koruptor," ujar pelajar SMP 2 Bandung, Jawa Barat itu.
Tidak membutuhkan waktu lama bagi Fahma untuk menciptakan permainan itu. Hanya satu bulan yang merupakan masa liburan panjang sekolahnya, Fahma membuat permainan yang terdiri dari tokoh robot dan tikus. Dengan percaya diri dia menjelaskan, tikus adalah untuk menggambarkan koruptor. Tikus yang dikenal masyarakat sebagai hama menurutnya harus diberantas. Sedangkan robot digambarkan Fahma adalah tokoh pemberantas korupsi dengan menembakan bola tenis kepada tikur-tikus.
"Jadi robotnya harus menembak tikus-tikus gendut itu. Jadi menembak-nembak koruptor," kisah Fahma.
Fahma yang belajar membuat aplikasi komputer di Sekolah Komputer Cinta Indonesia itu mengatakan permainan karyanya itu masih belum sempurna. "Saya tolong KPK untuk dilihat langsung. Saya masih dalam tahap belajar, harus dikembangkan lagi. Jadi harus dapat kritikan lagi," kata Fahma.
Sejumlah hal yang dinilai masih kurang dari aplikasi permainan ciptaannya adalah belum sempurnanya efek menembak dan efek mati. "Game-nya belum sempurna. Masih dalam tahap penyelesaian sebelum di-launch ke Application Store Apple," kata Fahma.
Selain membuat game yang mengedukasi untuk anti perilaku korupsi, Fahma juga ingin mengangkat budaya Indonesia melalui latar suara aplikasi permainan buatannya dengan menggunakan instrumen angklung.
"Saya ingin mengangkat budaya Indonesia. Angklung milik kita. Kita jaga dengan game ini," kata Fahma.[bay]
0 komentar:
Posting Komentar