.

Sabtu, 12 Maret 2011

Kemenag akan Kehilangan "Power" Jika Abaikan Pesantren


Kementerian Agama harus secara konsisten menjaga dan memperjuangkan keberadaan pondok pesantren sebagai budaya asli bangsa Indonesia. Artinya, Kemenang akan kehilangan poivernyajika mengabaikan pesantren. Padahal pondok pesantren, sampai kapanpun akan tetap menjadi salah satu pilar utama penyanggah eksistensi Kementerian Agama.

Pernyataan tersebut mengemuka dalam Seminar Nasional "Refleksi 56 Tahun pendidikan Islam di Indonesia yang digelar Persatuan Umat Islam (PUI) di gedung YTKI Jakarta, Senin (17/12). Para pemakaian antara lain Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof Dr Imam Suprayo-go; Salah seorang Pimpinan Pondok Pesantren Al Amien Prenduan Sumenep, Madura, KH Fauzi Tijani, MA; Ketua Umum DPP Persatuan Umat Islam yang juga anggota Komisi XDPR RI, H Nurhasan Zaidi.

KH Fauzi Tani yang memaparkan makalah Pimpinan Pondok Pesantren Al Amien Prenduan, Sumenep Madura Jatim KH Mu-hammad Idris Jauhari mengatakan, pondok pesantren haruslah tetap menjadi salah satu kekuatan dari Kementerian Agama.

"Bagaimana jadinya kalau pondok pesantren, secara struktur tidak lagi diurus dan dibawah tanggungjawab Kementerian Agama, melainkan di bawah Kementerian pendidikan Nasional. Sudah dipastikan bahwa Kementerian Agama akan kehilangan power-nya," papar KH Fauzi Tijani.

Dia menjelaskan, dibentuknya Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren perlu di-apreasiasi secara positif dan disyukuri oleh seluruh insan pondok pesantren. "Inilah wujud nyata dari Kementerian Agama saatini dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan pondok pesantren.

Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan, lanjutnya, adalah jangan sampai keberadaan Direktorat Pondok pesantren ini justru menghilangkan kemandirian dan kreativitas yang lebih berkualitas, maju, dan kompetitif.
"Saya kira, Direktorat pondok pesantren perlu melakukan tero-bosan-terobosan inovatif ke depan untuk kemajuan pondok pesantren, baik dari segi ketersediaan SDM yang berkualitas, sarana dan prasarana," ujar KH Fauzi Tijani.

Pendis punya kelebihan

Sementara itu, Prof Dr Imam Suprayogo mengatakan, selama ini tidak banyak orang yang mengungkapkan bahwa pendidikan Islam sebenarnya justru memiliki kelebihan, utamanya terkait dengan wawasan keagamaannya, yaitu pemahamannya terhadap al-Quran dan hadits Nabi.

Pengetahuan dan pengamalan agama yang dinilai sangat fundamental bagi kehidupan, bagi siswa madrasah selama ini lebih baik.

"Perbedaan lainnya, tampak dari perilaku atau karakter secara umum. Kasus-kasus narkoba, perilaku sek bebas, dan lain-lain tidak ditemukan di lembaga pendidikan madrasah,1 ungkapnya.

Demikian pula, lanjut Imam, secara sederhana, pada setiap pengumuman ujian akhir, siswa madrasah tidak sampai merepotkan aparat keamanan, hingga harus berjaga-jaga mengantisipasi akibat buruk dari pesta kelulusan meraka.
Kelebihan seperti ini, kata Imam, tidak pernah dilihat. Padahal sangat prinsip atau fundamental. "Sebagai seorang muslim ukuran keberhasilan pendidikan bukan sebatas lulus ujian nasional dan mendapatkan ijazah, ucapnya seraya mengatakan, sekali pun itu perlu, tetapi yang lebih penting lagi adalah ketakwaan, ketinggian akhlak maupun kesediaan beramal saleh. "Sepintar apa pun jika seseorang tidak mengenal dan mencintai Tuhannya, maka ilmu yang disandang tidak akan memberi manfaat bagi dirinya dan bahkan juga bagi orang lain." (dik)

0 komentar:

Posting Komentar

 
... ...

Radar Korupsi Copyright © 2009 Not Magazine 4 Column is Designed by Ipietoon Sponsored by Dezigntuts