.

Kamis, 24 Maret 2011

Hukum Mati Koruptor!

Setyawan
Menanggapi makin maraknya beberapaskandal korupsi kepala daerah dan sejumlah instansi pemerintahan belakanganini, jelas terlihat jika koruptor bersanding mesra dengan kekuasaan. Hal itusebagai bukti jika sekarang Indonesia sudah krisis pemimpin yang mempunyaitanggung jawab moral kepada bangsa dan negaranya. Bagi rakyat kecil, sebaiknyajangan lagi terlalu berharap dengan jaminan kesejahteraan masa depan kepadapemerintahnya sendiri. Karena, sudah pasti nasib rakyat tak akan pernahterlintas di benak para pejabat yang korup. 

Kalau pejabat korup itu ingat rakyat, sudah pasti itu hanya akan dijadikanobyek jualan politik yang ujungnya keuntungan sepihak.

Jika hal itu tidak segera dihentikan, akibatnya, akan muncul naluri purba dalamkehidupan berbangsa dan bernegara. Termasuk di dalamnya akan terjadi peoplepower di mana semua akan saling memangsa dan menghalalkan segala cara demimencapai tujuannya. 

Selain itu tipe korupsi saat ini sudah mulai beralih dari pribadi menjadisindikat. Di mana kekuasaan atas sistem, menjadi alat ampuh untuk memuluskanperbuatan koruptor. Para oknum pejabat yang korup memandang korupsi sebagaiperadaban. Beda dengan rakyat yang memandangnya sebagai perbuatan biadab. Jadijangan heran kalau dalam melakukan aksinya, garis komando pun berlaku di linipara koruptor ini.

Selain itu bobroknya sistem hukum, juga merupakan angin segar tersendiri bagipara koruptor. Artinya para koruptor sudah berhitung, misal mereka korupsi Rp20 miliar, jika dipotong dengan uang sogokan kepada oknum penegak hukum pastimasih dapat untung miliaran rupiah. Bahkan jika dipenjara sekali pun, sepertiArtalyta Suryani terbukti justru makin nyaman dalam penjara.

Tanpa adanya sanksi tegas bagi koruptor, dikhawatirkan rakyat akan ikut-ikutanpermisif terhadap perbuatan kriminal lainnya. Yang paling parah adalahmunculnya pengabaian terhadap nilai-nilai moralitas berke-Tuhan-an. Jadi,percuma saja seorang koruptor ditantang sumpah pocong, dan ditakut-takutipenjara seumur hidup karena pasti sudah tak akan takut lagi. Maling ayam sajadigebuki sampai mati, masak koruptor miliaran rupiah malah makin gendut badandan rekeningnya?

Untuk itulah sekiranya menjadi sangat wajar dan manusiawi jika wacana hukumanmati bagi koruptor harus kita dengungkan kembali, berapa pun jumlah nominalyang dikoruptornya. Karena jika dihitung secara matematis, hanya hukuman itulahyang setimpal dengan perbuatan yang dilakukannya. (den)

0 komentar:

Posting Komentar

 
... ...

Radar Korupsi Copyright © 2009 Not Magazine 4 Column is Designed by Ipietoon Sponsored by Dezigntuts